Powered By Blogger

Sabtu, 06 September 2014

GAYA DAAN STYLE BONSAI

ADA begitu banyak style bonsai, dari yang model klasik gaya ‘beringin Golkar’ sampai yang ekstrim macam bunjin-ryusei, tako-zukuri, gaza-kake sampai deadwood.
KIRI (Chokkan Sabamiki). KANAN (Slanting Sho-shokan)
Ada lebih dari 50 model dalam berbagai style bonsai. Tetapi pada dasarnya style bonsai ada 13 jenis yang saat ini paling digemari. Ada yang tetap bertahan pada ‘jalur’ klasik yakni mengandalkan bonsai-bonsai gaya mayogi, cascade, dan slanting, ada yang terus berekplorasi dengan model-model bonsai ekstrim.
Namun semua mulai sepakat, sekarang saatnya untuk memulai main-main bonsai dengan ‘planting’ alias menanam bibit, lewat cara stek, cangkol dan tempel. Sebagian besar pebonsai mulai meninggalkan tradisi mendongkeli bonggol pohon di hutan, ladang, semak belukar dan tegalan. Berikut beberapa nama style bonsai, plus beberapa contoh gambarnya.
CHOKKAN (TEGAK LURUS)

STYLE ini banyak digemari, relative mudah, punya lebih dari 15 model. Salah satu model chokkan yang ekstrim adalah shari, dimana separo batangnya dikupas (jin) kulitnya hingga mati. Model ini pencabangannya pakai sistem ganjil-genap. Cabang pertama, ketiga, dan kelima dan seterusnya dimatikan, cabang kedua, keempat dan keenam dibiarkan hidup. Sementara topnya memakai pucuk batang yang dimatikan.
KIRI (Broadleaf Tama-zukuri). KANAN (Cascade Dai-kengai)
Demikian pula model salamiki dan down wards. Bentuk model down wards termasuk style chokkan yang ekstrim, mirip payung yang belum dibuka. Sementara salamiki yang juga disebut hallown, separo pohonnya dibor hingga mati. Di Eropa dan Amerika latin model ini sedang digemari, disebut sebagai deadwood technique. Untuk style CHOKKAN akansecara khusus dibahas dalam sesi berikutnya beserta gambar jenis-jenis modelnya.
SLANTING (SHAKAN)
Gaya ini sangat tergantung pada klasifikasi gerak (lekuk-liku) pohon, sangat tergantung pula pada berapa derajat slantingnya. Namun tetap berprinsip pada keseimbangan harmonisasi bentuk dan perspektifnya. Rumus dasarnya ada pada pemfungsian cabang pertama.
Model Sho-shakan misalnya, ranting pertama direbahkan sejajar dengan batang utama. Sementara chu-shakan, cabang pertamanya di tarik ke bawah berlawanan arah dengan arah batang utama. Dai-shakan memanfaatkan cabang pertama sebagai landasan, melintang dan memotong batang.
Model-model ini tetap berkonsep pada keseimbangan bentuk triangle (segitiga). Hanya di model shakan koboku, penampilan agak ekstrim, konsep segitiga bukan sebuah keharusan, biasanya model ini dipakai untuk bonsai slanting berbatang besar dan tua.

KIRI (Shidare-zukuri). KANAN (Ryusei : Menembak Bintang)
BROAD LEAF (EVERGREENS) BONSAI
Ada tujuh model untuk style bonsai gundul ini. Masing-masing tama-zukuri (berbentuk bulat seperti bola sepak), rosoku-zukuri (pohon lurus dengan cabang-cabang mengarah ke atas) biasanya menggunakan spesies tanaman Gingko, hoki-zukuri (broom dan kebanyakan menggunakan pohon dari keluarga ulmus), shizen-zukuri , matsu-zukuri, koboku dan sabamiki.
Style bonsai ini tergolong baru dibandingkan dengan chokkan, mayogi, shakan dan cascade. Tingkat kesulitan style BROADLEAF ini terletak pada kemampuan kita mengatur perantingan. Semakin rapi perantingannya, akan semakin indah bonsainya. Untuk style BROADLEAF akan secara khusus dibahas dalam sesi berikutnya beserta gambar jenis-jenis modelnya.
MAYOGI (LURUS KE ATAS TAK TERATUR)
Ini salah satu style bonsai yang paling banyak kita jumpai di Jepang dan Indonesia. Termasuk gaya klasik, mengandalkan gerak batang dari bawah sampai ke atas. Sedikitnya ada tujuh model untuk style mayogi ini, mengandalkan besar batang dengan konfigurasi cabang-cabang yang diameternya berurutan dari bawah ke atas. Semakin ke atas semakin mengecil. Diantara model-modelnya, yang paling popular adalah shakan-mayogi. Untuk style mayogi akan secara khusus dibahas dalam sesi berikutnya beserta gambar jenis-jenis modelnya.

WINDSWEPT alias terterjang angin
WINDSWEPT (FUKINAGASHI)
Sedikitnya ada enam model di kelompok style FUKINAGASHI ini. Ada yang tetap memakai konsep segitiga, ada pula yang tidak. Ada yang menggunakan konsep CHOKKAN dengan separo batangnya di JIN alias dimatikan. Ada pula WINDSWEPT yang berbasis pada style MAYOGHI dengan ciri khas cabang pertama jauh lebih panjang dan nyaris tak proporsional di banding cabang kedua dan ketiga.
CASCADE (KENGAI)
Ini juga termasuk style bonsai yang paling digemari di Indonesia. Sedikitnya ada delapan model, mulai dari cascade formal, han-kengai, gaito-kengai, dai-kengai sampai extreme cascade. Penamaan model-model ini sangat tergantung pada berapa derajat batang induk dan cabang-cabangnya tertekuk ke bawah.
Han-kengai misalnya, sangat dekat dengan style slanting yang ekstrim. Sementara untuk dai-kengai batang pohon menukik ke bawah secara vertikal, dan tidak harus ada mahkota (top atau crown). Yang paling unik adalah yang batang menukik ke bawah, kemudian kembali menukik ke atas dengan top mengesankan pohon berjuang untuk tetap hidup. Untuk style CASCADE akan secara khusus dibahas dalam sesi berikutnya, beserta gambar jenis-jenis modelnya.
SHIDARE ZUKURI
Basis style ini adalah chokkan dengan konsep segitiga dan mahkota (top). Ada juga yang berbasis pada style campuran slanting-shakan, ada pula model mayogi dengan penekanan pada cabang-cabang model hallowed. Ada pula yang semi cascade model han-kengai.
SOKAN DAN SOJU
Untuk dua batang yang posisinya saling berdekatan disebut juga AIOI, DOUBLE TRUNK atau TWIN PEAK. Orang Jepang lebih suka menyebut bonsai style ini sebagai Meamoto-matsu (Tuan dan Nyonya). Sementara untuk model tiga batang disebut SOJU atau TWIN TREE dalam Inggrisnya.
Ada sedikitnya 21 model untuk style ini, tetapi kebanyakan berbasis pada /pengembangan dari model gyaku-shokan atau mayogi dengan konsep “V” shape dan “U” shape. Untuk style SOKAN & SOJU akan secara khusus dibahas dalam sesi berikutnya, beserta gambar jenis-jenis modelnya.

GROUPING
KABUDACHI (GROUPING)
Style ini melahirkan empat gaya utama, kabu-buki , musha-date, yamayori dan yamayose. Kabudhachi yang menggunakan tiga batang disebut juga sankan, gokan (5 batang), shichikan (7 pohon). Jumlah pohon harus selalu ganjil. Dari aliran ini yang paling popular adalah yang menggunakan lima pohon, tujuh pohon, 11 pohon, 13 pohon, 17 pohon dan 23 pohon dalam satu baki/pot. Jenis ini sedah sangat mirip penjing (landscape bonsai versi China).
ON THE ROCK (ISHIZUKE)
Sering juga disebut style ISHI-UYE. Ini gaya bonsai (bonkei) yang memanfaatkan media selain tanah, juga batu. Gaya ini cukup popular, baik di Indonesia, Eropa, Amerika maupun Amerika Latin. Beberapa model ON THE ROCK diantaranya adalah Yamagata, Shima-ishi, Dengai-jeppeki-ishi, Taki-ishi, Iwa yama, Insho gata-ishi, dan chusho gata-ishi. Untuk style ON THE ROCK akan secara khusus dibahas dalam sesi berikutnya, beserta gambar jenis-jenis modelnya.

ON THE ROCK (model ishizuke)
BUNJIN
Di Indonesia, style ini tak sepopuler di Eropa dan Amerika latin. Ada 16 model, diantaranya ikari-jin (jangkar), kasa-zukuri (payung), kane-note-matsu yang bentuknya “L” terbalik mirip tiang lampu stopan di jalan-jalan kota. Berikutnya model RYUSEI (menembak bintang) yang cukup ekstrim, dan daruma yang tampilannya meliuk-liuk tak beraturan.
STYLE LAIN
Ada beberapa style yang berkembang menyusul belakangan, diantaranya NEAGARI dimana pohon hidup di atas akar-akar yang berdiri (kelihatan) menjulang. Formasi akar menjadi sangat penting. Berikutnya style TAKO ZUKURI dimana bonsai tampil meliuk-liuk tak beraturan. Style ini disebut gaya Gurita. Dua lagi adalah style GAZA-KAKE dan DEADWOOD TECHNIQUE.  Deadwood technique kini sedang marak di Eropa dan Amerika Latin, melahirkan bonsai-bonsai ekstrim menohok mata, indah dan gabungan dari pohon mati dan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar